Translate

Minggu, 20 Mei 2012

Harga jahe Merah Segar Turun Drastis : Pembeli jahe kering membludak

Membaca judul postingan saya, mungkin banyak yang bertanya, maksudnya apa ? apa kaitannya antara jahe merah basah dengan kering ? kurang lebih begini penjelasannya, saat ni merupakan panen raya jahe merah di Mamuju, sehingga dapat dikatakan sudah memasuki kriteria over supply, banyak kontainer yang tiba di pelabuhan tanjung perak, surabaya memuat jahe merah segar dengan harga yang murah, mungkin sekitar Rp. 7000 / kg, para pemain jahe basah yang bermodal maupun tidak bermodal alias makelar tidak berani berspekulasi membeli jahe merah segar karena harga yang sangat fluktuatif dan cenderung turun terus, mengingat masa simpan jahe merah segar yang singkat, mereka tidak mau mengambil risiko kerugian yang besar, nah... akhirnya mereka berbondong-bondong mencari jahe merah kering karena otomatis harganya juga jauh lebih murah daripada harga normal, masa simpan jahe kering moisture 10% kebawah bisa sampai 1 tahun sehingga para pedagang memiliki waktu yang cukup panjang untuk menunggu timing yang tepat untuk melepas jahe kering mereka di saat harga tinggi. Mereka yang tetap membeli jahe merah rata-rata akan mengolah jahe mereka menjadi jahe kering terlebih dahulu. Sebenarnya inilah peluang pasar disaat harga hancur..


Para petani akhirnya kelimpungan, mau jahenya dikeringkan tentu perlu biaya tambahan sementara kebutuhan hidup sudah mendesak, akhirnya petani semakin terpojok dan banyak yang akhirnya menjual jahenya dengan harga rendah sekitar Rp. 6000 / kg. Saya melihat komoditas jahe merah nasibnya sama dengan jahe gajah, sedangkan jahe emprit cenderung stabil dan banyak dicari buyer. mengapa bisa begitu ? kemungkinan besar petani di jawa juga mayoritas menanam jahe gajah sedangkan yang menanam jahe emprit mungkin berkurang, kembali lagi ke hukum demand and supply....




Tidak ada komentar: