Mamuju (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Suhardi Duka meyakini jahe akan menjadi komoditas andalan daerahnya.
"Sementara ini petani di empat Kecamatan di Kabupaten Mamuju, mengembangkan tanaman jahe karena dianggap bernilai ekonomis dan menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan. Tanaman itu akan menjadi komoditas andalan Kabupaten Mamuju," kata Bupati di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, tanaman jahe sudah dikembangkan sejak tahun 2010, di empat Kecamatan di Kabupaten Mamuju, yakni di Kecamatan Tapalang, Tapalang Barat, Simboro Kepulauan dan Kecamatan Mamuju.
"Lahan tanaman jahe yang dikembangkan di Mamuju mencapai ratusan hektare dan diperkirakan akan memproduksi jahe ratusan ton tahun ni," katanya.
Menurut dia, petani juga mengembangkan kakao di empat Kecamatan itu namun karena kakao terus diserang hama yang mengakibatkan produksinya menurun maka petani beralih dan mengembangkan tanaman jahe sebagai tanaman sela.
"Kakao dikembangkan petani sebagai tanaman produktif melalui gerakan nasional peningkatan mutu dan produksi kakao (Gernas Pro Kakao) yang dicanangkan pemerintah pusat di Provinsi Sulbar termasuk di Mamuju," katanya.
Ia mengatakan, tanaman jahe dikembangkan etani karena nilai ekonomisnya juga tinggi sekitar Rp7.000 per kilogram, dan juga tanaman tersebut dianggap cocok dengan iklim di Mamuju.
"Tanaman jahe mampu mencapai produktivitas sekitar 15 ton per hakterdan hanya butuh waktu 11 bulan untuk panen, sehingga tidak membuat petani menunggu lama. Itulah sebabnya komoditas itu terus dikembangkan petani,"katanya.
Ia berharap dengan dikembangkannya tanaman jahe, investor yang berniat membeli komoditas itu dapat ke Mamuju untuk bahan baku industri jamu seperti yang dikembangkan industri Sido Muncul.
"Sido Muncul diharap dapat membeli jahe Sulbar yang akan tersedia ratusan ton agar sido muncul juga dapat berperan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah ini,"katanya. (T.KR-MFH/A013)