Translate

Wakil Bupati Mamuju Temui Sido Muncul

Mamuju (ANTARA News) - Wakil Bupati Mamuju, Sulawesi Barat, Ir.Bustamin Bausat, menemui pimpinan perusahaan PT Sido Muncul guna membicarakan kerjasama pemasaran komoditi jahe yang semakin diminitai masyarakat di daerah ini.

"Sekarang ini kami telah berada di kota Semarang untuk menemui pimpinan perusahaan terkemuka pengelola jamu tradisional. Kita berharap, hasil pertemuan ini bisa melahirkan solusi yang baik untuk kepentingan petani jahe di Mamuju,"kata Asisten II Bidang Ekonomi Pemerintah Kabupaten Mamuju, H.Yusri Muis via telpon dari Semarang ke Mamuju, Minggu.

Menurut Yusri, dirinya ikut mendampingi Wakil Bupati Mamuju, Ir.Bustamin Bausat dalam rangkaian berbagai kegiatan khususnya melakukan pertemuan dengan pihak pimpinan perusahaan PT Sido Muncul.

"Pertemuan kami dengan PT Sido Muncul akan memaparkan potensi pengembangan komoditi jahe yang saat ini tingkat produksinya semakin meningkat. Saya tidak hafal berapa produksi jahe di Mamuju setiap masa panen,"kata dia.

Namun begitu, dirinya yakin hasil produksi jahe Mamuju kualitasnya bagus dan bisa memeuhi kebutuhan bahan baku jamu tradisional untuk kepentingan PT Sido Muncul.

Yusri menyampaikan, upaya mencari investor ke PT Sido Muncul ini juga sebagai bagian untuk melindungi petani daru praktik permainan harga distributor lokal pembeli jahe petani.

"Pemerintah di Mamuju sudah memperhatikan kesinambungan usaha pertanian jahe dengan menertibkan tengkulak distributor pembeli jahe yang selalu mempermainkan harga jahe petani, Makanya, kita cari investor nasional yang bisa menangani pemasaran komoditi jahe di Mamuju" ucap Yusri.

Jika PT Sido Muncul bersedia membeli komoditi jahe Mamuju kata dia, maka tengkulak pembeli jahe yang membeli harga secara tidak wajar tidak akan lagi terjadi.

"Saat ini harga pasaran jahe di Mamuju yang dibeli oleh pedagang belum menjanjikan petani dengan harga sekitar Rp7.000 per kilogram. Kita kehendaki harga itu tidak lagi berlaku setelah kerjasama PT Sido Muncul berjalan,"terangnya.

Sebelumnya, Bupati Mamuju, Drs Suhardi Duka MM, mengatakan, untuk memecahkan masalah yang dihadapi petani jahe dalam hal pemasaran hasil pertaniannya, maka sangat dibutuhkanpedagang jahe antar-pulau.

"Di Mamuju tidak ada pedagang jahe antar-pulau yang mampu memasarkan hasil pertanian petani, dalam jumlah besar karena pedagang jahe antar pulau masih terdapat di Makassar Provinsi Sulsel. Akibatnya tengkulak masih senang mempermainkan harga petani, karena petani juga tergantung memasarkan hasil pertaniannya kepada tengkulak," katanya.

Ia mengatakan, di Mamuju hanya terdapat pedagang biasa yang membeli jahe petani dalam jumlah kecil sementara pedagang antar-pulau yang mampu membeli jahe petani dalam jumlah banyak sangat terbatas pedagang kecil inilah yang sering menjadi tengkulak.

"Ini menjadi masalah petani di Mamuju karena mereka kesulitan memasarkan hasil pertanian jahenya, kalaupun mereka memasarkan hasil pertanian jahenya kepada pedagang biasa pastinya dihargai sangat rendah, karena terjadi monopoli dagang yang menimbulkan tengkulak,"katanya. (T.KR-ACO/Y006)

Tidak ada komentar: