OLEORESIN JAHE
AMorfologi Tumbuhan
Jahe
Tanaman jahe merupakan tanaman terna
tahunan dengan batang semu yangtumbuh tegak.
Tingginya berkisar 0,3-0,75 meter dengan akar rimpang yang bisa bertahan
lama dalam tanah. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga. Akar merupakan bagian terpenting dari
tanaman jahe. Pada bagian initumbuh
tunastunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Batang tanamanmerupakan
batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batangnya terdiri dari seludang-seludang
daun tanaman dan pelepah-pelepah daun yang menutupi daun. Daun jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai daun
rumput yang besar. Daun itusebelahmenyebelah
berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana tanamanmonokotil yang
lainnya.Jahe dapat dibedakan menjadi tiga
jenis berdasarkan ukuran, bentuk, danwarna rimpangnya, yaitu jahe putih
atau jahe kuning besar, jahe putih kecil, dan jahemerah. Berdasarkan warna rimpang
dikenal adanya jahe putih, jahe kuning, dan jahemerah. Dari segi bentuknya digolongkan menjadi jahe besar (jahe bedak)
dan jahekecil. Untuk penelitian ini digunakan jahe kecil (emprit).
B.Komposisi Kimia
Jahe
Jahe mengandung komponen minyak menguap
(volatile oil ), minyak tak menguap (non-volatile oil ), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut
minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau
yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa
disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen
yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh darikandungan jahe, yaitu
minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol,shogaol, dan resin
(Paimin dan Murhananto, 1991). Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering
sekitar 1-3 %. Komponen utamaminyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum
adalah zingiberen dan zingiberol.Oleoresin
jahe banyak mengandung komponen – komponen non volatil yangmempunyai titik didih
lebih tinggi daripada komponen volatil minyak atsiri.Oleoresin tersebut mengandung komponen – komponen
pemberi rasa pedas yaitu gingerol sebagai komponen utama serta shagaol
dan zingeron dalam jumlah sedikit.Kandungan oleoresin jahe segar berkisar antara
0,4 – 3,1 persen.Menurut Wijayakusuma (2004), kandungan kimia jahe antara lain
: asetates, bisabolene, caprilate, d-รข-phallandrene, d-camphene,
d-borneol, farnisol, kurkumin,khavinol,
linalool, metil heptenone, n-nonylaldehide, sineol, zingerol zingiberene,vitamin A, B, dan C, asam organik tepung kanji,
serat, sitral, allicin, alliin,diallydisulfida, damar, glukominol,
resin, geraniol, shogaol, albizzin,zengediasetat,metilzingediol.
C.Senyawa Antioksidan
Dalam Jahe
Jahe ( Zingiber officinale , Roscoe)
merupakan jenis rempah-rempah yang paling
banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman. Secaraempiris jahe
biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan,
antipiretik, anti-inflamasi, dan sebagai analgesik. Berbagai hasil penelitian
membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan.
Beberapa komponen bioaktif utama dalam jahe adalah :
4-diarilheptanoid, shogaol, gingerol,dan gingeron memiliki aktivitas
antioksidan di atas vitamin E.Jahe
ternyata mengandung berbagai senyawa fenolik yang dapat diekstrak dengan pelarut organik dan menghasilkan minyak
yang disebut oloeresin. Dalamoloeresin jahe banyak terkandung senyawa fenolik
seperti gingerol dan shogaolyang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi
melebihi aktivitas antioksidanvitamin
E (Zakaria, 2005).
Komponen dalam
jahe yaitu gingerol dan shogaolmempunyai
aktifitas antirematik.Minyak jahe berisigingerolyang
berbau harum khas jahe, berkhasiatmencegah dan mengobati mual dan
muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada
wanita yang hamil muda. Untuk mengetahui struktur molekul gingerol danshogaol
dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagitubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol
yang bersifat antikoagulan,yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi
mencegahtersumbatnya pembuluh darah, penyebab
utama stroke, dan serangan jantung.
Gingerol diperkirakan jugamembantu menurunkan kadar kolesterol.Komponen-komponen pedas dari jahe
seperti 6-gingerol dan 6-shogaol dikenalmemiliki aktivitas antioksidan cukup. Dari ekstrak jahe
yang telah dibuang komponen volatilnya
dengan destilasi uap, maka dari fraksi non volatilnnya setelah pemurnian ditemukan empat senyawa turunan gingerol dan empat macamdiarilheptanoid yang memiliki aktivitas
antioksidan disebut sebagai antioksidan primer.
D.Khasiat
Jahe
Sejak dulu Jahe
dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan anekakeperluan lainnya. Jahe dapat merangsang
kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan
nafsu makan dan pencernaan.Jahe yang
digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah
nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Halini dimungkinkan karena terangsangnya selaput
lendir perut besar dan usus olehminyak asiri yang dikeluarkan rimpang
jahe.
Minyak jahe berisi gingerol yang berbau
harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah,
misalnya karena mabuk kendaraan atau pada
wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan,memperkuat
otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.
Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati
selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis.
Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah
berbagai manfaat jahe,antara lain :
· Menurunkan
tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan
memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja
jantungmemompa darah.
· Membantu pencernaan, karena jahe
mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing
mencerna protein dan lemak.
· Gingerol pada jahe
bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalandarah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utamastroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga
membantumenurunkan kadar kolesterol.
· Mencegah mual, karena jahe mampu
memblok serotoni, yaitu senyawakimia
yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasamual. Termasuk
mual akibat mabok perjalanan.
· Membuat lambung
menjadi nyaman, meringankan kram perut danmembantu
mengeluarkan angin.
· Jahe juga
mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
E.Jahe Sebagai Obat
Praktis
Jahe merupakan
pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyerirematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang
jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum
wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada
soto, semur, atau rendang.
Daun jahe juga berkhasiat, antara
lain dengan ditumbuk dan diberi sedikit air dapat dipergunakan sebagai
obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan kewajah orang yang sedang
menggigil. Sedangkan rimpangnya ditumbuk dan direbusdalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian airnya dapat
diminumsebagai obat untuk memperkuat
pencernaan makanan dan mengusir gas didalamnya, mengobati hati yang
membengkak, batuk dan demam.Untuk mengobati
rematik rematik siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskanrimpang tersebut di atas
api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian
tubuh yang sakit rematik.
Cara lain adalah dengam menumbuk bersama cengkeh, dan
ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik.Jahe juga dapat digunakan untuk
mengobati luka karena lecet, ditikam bendatajam, terkena duri, jatuh, serta
gigitan ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit
garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka. Rimpang tumbuk juga dapat
dipakai sebagai obat gosok pada penyakit gatalkarena
sengatan serangga. Rimpang yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular
beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa
ke dokter).Dengan dicampur lobak, jahe dapat
digunakan untuk mengobati eksim.Parutan
lobak dicampur dengan air jahe.
Air jahe dapat diperoleh dengan memarutrimpang jahe,
lalu diperas. Ramuan ini dioleskan ke bagian kulit yang terkenaeksim. Biasanya dalam waktu 2 minggu
saja penyakit sudah berkurang.Untuk mencegah
mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahesebelum bepergian. Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas
jari.Masukkan ke dalam satu gelas air panas, beri madu secukupnya, lalu
diminum. Bisa juga menggunakan
sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan duakerat jahe
mentah.Sampai saat ini penggunaan oleoresin
sangat luas.
Oleoresin dan minyak atsiri rempah-rempah
banyak digunakan dalam industri makanan, minuman,farmasi, flavor, parfum, pewarna dan
lain-lain. Oleoresin dalam industri pangan banyak digunakan sebagai
pemberi cita rasa dalam produk-produk olahan daging(misalnya sosis, burger, kornet),
ikan dan hasil laut lainnya, roti, kue, puding, sirup,saus dan lain-lain.Menurut Anonymous (2006a, 2006b, 2006c, 2006g dan
Gilbertson, 1971), penggunaan
oleoresin yang makin meluas telah mengakibatkan diproduksinyaoleoresin dalam berbagai bentuk olahan yang siap
pakai. Produk-produk tersebutantara lain :
1.dispersed spices
2. fat-based spices
dan
3.encapsulated spices
.
Dispered Spices dibuat dengan mendispersikan oleoresin dalam suatu
media pembawa tertentu. Dalam hal ini
media pembawa yang sering digunakan yaitu bahan-bahan yang larut dalam air, seperti garam, tepung dan
dekstrose. Dispered spices
banyak digunakan pada pembuatan minuman
(soft
drink ) dan makanan-makanan yang kering, basah ataupun semi
padat, misalnya kue-kue, biskuit, sosisdan makanan bayi. Pada fat-based spices oleoresin
didispersikan pada lemak atauminyak (vegetable oil ).
Fat-based spices ini
sering digunakan pada makanan yang berlemak, seperti salad dressing , saus dan makanan
kaleng. Dispered spices dan fat-based
spices tidak dapat disimpan lama karena
flavornya mudah menguap.
Pada encapsulated spices
, oleoresin dalam bentuk bubuk (spray dried ) dikapsulkan untuk mengurangi kehilangan flavor, sehingga dapat
disimpan lebih lama (Staniforth,1973).Teknik
enkapsulasi pada oleoresin ini, dimana flavor diperangkap dalamsuatu
pelapis polimer membentuk mikrokapsul bulat dengan ukuran antara puluhanmikron
sampai beberapa milimeter. Adapun teknik mikroenkapsulasi yang sekarang banyak digunakan secara komersial antara
lain:
Spray drying,
air suspensioncoating, spray
cooling and spray chilling , centrifugal axstrusion, rotational suspension
separation dan inclusion complexing. Saat
ini teknik spray drying
merupakan teknik enkapsulasi yang paling banyak
digunakan untuk oleoresin.Menurut
Koswara (2005), oleoresin yang dienkapsulasi sangat efektif digunakandalam
makanan olahan, proses pengisian, pencampuran kering, permen, makananformula,
bumbu-bumbuan, makanan penutup, produk-produk susu dan lain-lain.Ada beberapa kentungan dari penggunakan
enkapsulasi ini antara lain: (1).Flavor dapat terlindung dari kehilangan
(penguapan) dalam masa penyimpanan yanglama, (2) mudah dituangkan, (3) mudah
ditimbang, ditangani dan dicampurkan, (4) bebas
dari enzim tannin, mikroba dan serangga, (5) mudah digunakan dalam pencampuran
bahanbahan kering, (6) bebas dari garam-garam, dekstrosa dan pengisiyang lain, (7) bersifat non higroskopis dengan
stabilitas dalam penyimpanan yang baik, (8) serta dapat
menghasilkan produk dengan kualitas yang terstandarisasi.
Penggunaan oleoresin siap pakai mempunyai beberapa
keuntungan dibandingkan penggunaan
rempah-rempah secara tradisional, terutama untuk penggunaannya
dalam skala industri. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:
(1) bahan dapat distandardisasi dengan tepat, terutama
flavor dan warnanya,sehingga kualitas produk akhir dapat terkontrol, (2)
bahan lebih homogen dan lebih mudah
ditangani, (3) bahan bebas enzim lipase, bakteri, kotoran atau bahan asing,dan
(4) bahan mudah didispersikan secara merata ke dalam bahan pangan.
Adanya keuntungan-keuntungan di atas tidak menunjukkan
bahwa penggunaan oleoresin
sebagai bahan penyedap makanan selalu lebih baik untuk segala
keperluan dibanding dengan penggunaan rempah-rempah secara tradisional. Pada proses pembuatan makanan dan minuman yang
menggunakan suhu tinggi, penggunaan bahan rempah
asalnya sering lebih menguntungkan karena flavor tidak mudah hilang atau menguap selama pengolahan.Penggunaan rempah-rempah dalam bentuk bahan asal, meskipun dalam bentuk halus, masih dapat menimbulkan bintik-bintik (bercak) pada produk makanan dan minuman yang dibuat. Pada beberapa jenis
makanan tertentu, seperti gulai dan sambal, adanya bintik-bintik khas dari bahan
rempah justru dikehendaki agar
makanan terlihat lebih menarik.
Contoh lain misalnya adanya sepotong
jahe didalam pepes ikan atau selembar daun salam di dalam sayur justru dapat
membuatkedua jenis makanan tersebut tampak lebih menarik dan
menimbulkan selera. Tetapi pada jenis-jenis produk makanan dan minuman
seperti salad, saus, sup, makanan bayi dan beberapa jenis soft drink, adanya bintik-bintik (bercak) dihindari agar makanan tidak dianggap tercampur kotoran (impurities)
(Staniforth, 1973).Terlepas dari masalah penampakan fisik yang diinginkan pada tiap-tiap produk makanan atau minuman, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwauntuk mendapatkan
tingkat flavor yang sama, penggunaan oleoresin atau bentuk- bentuk olahannya ternyata lebih menghemat biaya
dibanding dengan penggunaanrempah-rempah dalam bentuk asal karena
bahan baku rempah yang diperlukan lebihsedikit,
khususnya bila diproduksi dan digunakan dalam skala industry.
(Arif Widianto, A.Md)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar