Iseng-iseng belajar tentang minyak atsiri jahe, dapetin post yang bagus banget dari mbak emma (http://emmakhairaniharahap.blogspot.com), bisa dijadikan pelajaran bagi anda semua yang tertarik dengan produk jahe dan turunannya...baca bab per bab ya (heheh kayak buku saja), buat mbak emma thanks dan ijin copas, keep posting and sharing !!!!!!
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Bangsa Indoesia
adalah bangsa yang kaya akan rempah-rempah, sehingga bangsa Indonesia dikenal
di dunia internasional. Adapun rempah- rempah itu berasal dari tanaman- tanaman
seprerti jahe, nilam, cengkeh, pala, kapulaga, sereh wangi, mawar, dan
lain-lain.
Secara internasional
rempah-rempah dari tanaman ini dibuat sebagai obat-obatan atau bumbu dapur,
minuman, dan makanan kecil. selain itu digunakan sebagai bahan industry,
parfum, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan makanan. Dari semua di atas
terdapat olahan lebih lanjut yang terpenting dalam rangka industry yaitu minyak
atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri biasa disebut minyak terbang karena
sifatnya nudah menguap.
Salah satu tanaman
penghasil minyak atsiri adalah jahe (zingiber officinale roscoe) telah lama
dikenal dan tumbuh baik di Indonesia. Pengertian jahe di Indonesia adalah
batang yang tumbuh baik di Indonesia.
Jahe merupakan
tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari asia
pasifik yang tersebar dari india sampai cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini
disebut-sebut sebagai bangsa yang pertaama kali memanfaatkan jahe terutama
sebagai bahan minuman, bumbu masak, dan obat-obatan tradisional.
Jahe termasuk dalam
suku temu-temuan (zingiberaceae), se-famili dangan temu-temuan lainnya seperti
temu lawak (cucuma xanthorrizha), temu hitam (curcuma aeruginosa), kunyit,
(curcuma domestica), kencur(kaempferia galanga), lengkuas (languas galanga),
dan lain-lain.
B.
Uraian
tanaman
Klasifikasi
Devisi: spermathophyta
Sub devisi: angiospermae
Kelas: monocotyledoneae
Ordo: zingiberales
Family: zingiberaceae
Genus: zingiber
Spesies: zingiber officinale
Minyak atsiri dari jahe dapat di
peroleh dengan empat metode yaiu:
-penyulingan (destilation)
-ekstraksi dengan pelarut penguap
-pengempaan
-absorpsi dengan lemak padat
Sedangakan penyulingan terbagi 3 metode
yaiitu:
a)
Penyulingan
dengan air
b)
Penyulingan
dengan uap air
c)
Penyulingan
dengan uap
Dari ketiga metode penyulingan yang
paling baik digunakan adalah penyulingan dengan uap ( steam distillation).
C.
Maksud
dan tujuan
1.
Maksud
a)
Untuk
mengetahui minyak jahe secara umum
b)
Menggali
sumber baru tentang minyak jahe yang telah lama dikenal.
2.
Tujuan
a)
Mengetahui
dan mempelajari teknik penyulingan minyak jahe
b)
Untuk
mengetahui minyak jahe yang di peroleh dari hasil penyulingan rimpang jahe
c)
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh waktu terhadap perolehan jumlah minyak jahe pada
proses penyulingan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
minyak atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (Aetheric Oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Kegunaan minyak
atsiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industry.
Banyak contoh kegunaan minyak atsiri antara lain:
a.
Dalam
industry kosmetik digunakan sebagai sabun, shampoo, pasta gigi.
b.
Dalam
industry makanan digunakan sebagai penyedap makanan.
c.
Dalam
industry parfum digunakan sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi.
d.
Dalam
industry farmasi digunakan sebagai anti nyeri, anti infeksi, pembunuh
bakteri.
e.
Dalam
industry bahan pengawet dan sebagai insektisida.
B.
Sejarah
Singkat Jahe
Jahe merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar
dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai
bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman,
bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak
(Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferiagalanga), lengkuas (Languas galanga) dan
lain-lain. Daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak
Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan
Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan
hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa
memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang
populer di Eropa.
Karena jahe hanya
bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di
daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.
C.
Deskripsi
jahe
Jahe tergolong
tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm dan dapat berumur
tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari helaian daun yang
pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri dari tandan bunga yang
berbentuk kerucut dengan kelopak berwarna putih kekuningan.
Akarnya sering
disebut rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas. Rimpang bercabang tak
teratur, berserat kasar, menjalar mendatar. Bagian dalam berwarna kuning pucat.
D.
Komponen
Utama
Rimpang jahe putih
besar mengandung minyak atsiri, pati, resin, asam-asam organic, asam malat,
asam oksalat, dan gingerol. Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan
oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan
oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau
diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe
berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi
tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam
jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang
menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.
Zingiberin (C15H24)
adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe. Senyawa ini memiliki titik didih
340 C pada tekanan 44 mm, dengan berat jenis pada 200C
adalah 0,8684. Indeks biasnya 1,4956 dan putaran optic 730 38’ pada
suhu 200 C. Selama penyimpanan zingiberence akan mengalami
resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen alcohol (C15H26O)
yang menyebabkan aroma khas pada minyak jahe.
RUMUS
BANGUN ZINGIBEREN (C15H24)
CH3
|
CH
CH2
CH3
CH
CH
CH2
CH
C
CH
CH3
CH
C
CH3 CH3
5R)-2-Metil-5-[(2S)-6-metilhept-5-en-2-il]sikloheksa-1,3-diena
Sifat Rumus molekul C15H24
- Massa molar 204,35 g/mol
- Densitas 0,8713 g/cm3 pada 20 °C Titik didih
-
Titik didih 134-135 °C pada 15 Torr
(ZINGEROL)
OH
CH3
|
|
C6H3-CH2-CH2-CO-CH2-CH-(CH2)n-CH3
|
H3CO
- Tanaman jahe mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari α- pinen, β-phellandren, borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde, methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1-α-curcumin, farnese, humulen, 60% zingiberen dan zingiberole menguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit.
- Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol,minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol.
- rimpang jahe juga mengandung flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione, arginine, linolenic acid, aspartia acid , kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya mencapai 3%.
- Asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam folat), dan C, senyawa- senyawa flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan arginine.
E.
Efek
farmakologi
- peluruh dahak atau obat batuk, peluruhkeringat, peluruh haid, pencegah mual dan penambah nafsu makan.
- Antiseptik, circulatory stimulant, diaphoretic,peripheral vasodilator3.
- membuang angin, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan menghangatkan badan.
- obat karminatifa, diafiretika, dan stimulansiadengan dosis Pemakaian 0,5 gram sampai 1,2 gram.
- Minyak atsirinya mempunyai efek antiseptic, antioksidan dan mempunyai aktifitas terhadap bakteri dan jamur.
- Secara tradisional digunakan untuk obat sakit kepala, gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretic, rematik, menghilangkan rasa sakit, mabuk perjalanan, dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal-gatal akibat gigitan serangga, keseleo, bengkak, serta memar.
- Berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa jahe memiliki efek antioksidan dan antikanker.
- ekstrak jahe memberiefek positif terhadap respons proliferatif dan sitolitik limfosit,selain itu ekstrak etanol jahe segarsecara in vitro meningkatkan proliferasi splenosit dan menurunkan tingkat kematian sel.
- Jahe juga mengandung bahan antioksidan diantaranya senyawa flavonoid dan polifenol,asam oksalat dan vit C,antioksidan ini dapat membantu menetralkan efek merusak yang di sebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh.
- Melindungi system pencernaan dengan menurunkan keasaaman lambung dan menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan hal ini karena jahe mengandung senyawa aseton dan methanol.
- Jahe mengandung senyawa cineole dan arginine yang memiliki manfaat memperkuat daya tahan sperma.
F.
Jenis Tanaman
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas
jahe, yaitu :
1) Jahe putih/kuning besar atau disebut
juga jahe gajah atau jahe badak rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas
rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias
dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar
maupun jahe olahan.
2) Jahe putih/kuning kecil atau disebut
juga jahe sunti atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit
menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak
atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas,
disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan minyak
atsirinya.
3) Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih
kecil dari pada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu
dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan
jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
G.
Gingerol
dari Rimpang Jahe
- Struktur kimia, sifat dan golongan
- Struktur
Rumus molekul gingerol C17H26O4.
Nama
sistematik : (S)-5-hidroksi-1-(4-hidroksi-3-methoxyphenyl)-3-dekanon2.
Gambar 2. Struktur gingerol.
Senyawa gingerol
memiliki banyak gugus hidroksil sehingga bersifat polar.zat pedas gingerol
yaitu: (6)-gingerol 6085%; (4)-gingerol;(8)-gingerol 5-15%, (10)-gingerol 6-22%
(12)-gingerol; (6)-methylgingerdiol.Gingerol merupakan senyawa yang labil
terhadap panas baik selama penyimpanan maupun pada waktu permrosesan, sehingga
gingerol sulit untuk dimurnikan, dan akan berubah menjadi shogaol. Tingkat
kepedasan menentukan kualitas minyak jahe. Metode yang paling sederhana untuk
menilai tingkat kepedasan adalah dengan organoleptic karena sangat
subyektif dan mempunyai hasil yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat
diatasi dengan menggunakan HPLC.
Sifat kimia fisika dari gingerol:
- Berat molekul: 294,39 g/mol.
- Bentuk: minyak berwarna kuning muda atau kristal.
- Penyimpanan: disimpan dalam wadah tertutup rapat.
- Massa jenis: 1,083 g/cm3.
- Titik didih: 453oC.
Gingerol merupakan
golongan fenol yang merupakan desinfektan yang paling umum yang digunakan di
laboratorium sebagai penghambat pertumbuhan kuman atau membunuhnya. Kandungan
gingerol dalam minyak jahe sekitar 20 sampai 30 persen berat jahe.
- Rimpang jahe juga mengandung flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione, arginine-á, linolenic acid, aspartia acid , kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral. Kadar olesinnya mencapai 3%.
- Asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam folat), dan C, senyawa- senyawa flavonoid, polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan arginine.
- Senyawa utama dalam tanaman jahe,yaitu gingerol.Gingerol merupakan golongan dari fenol dari poliketida pada jalur asam asetat.
Table sifat fisika kimia minyak jahe
dari berbagai jenis
NO
|
Spesifikasi
|
Jahe putih besar
|
Jahe putih kecil
|
Jahe merah
|
1
|
Air (%)
|
82,0
|
50,2
|
81,0
|
2
|
Minyak (dry basis, %)
|
1,18-1,168
|
3,3
|
2,58-2,72
|
3
|
B.D. 15/15
|
0,8907-0,9685
|
0,9070-0,9207
|
0,8998-0,9476
|
4
|
Indeks bias 200 C
|
1,4855-1,4939
|
1,4891-1,4895
|
1,4841-1,4899
|
5
|
Putaran optic
|
Not visible
|
+1.220
|
Not visible
|
6
|
Bilangan asam
|
1,3-11,5
|
3,2-3,79
|
3,6-9,22
|
7
|
Bilangan ester
|
21,4-57,0
|
10,2-14,5
|
31,2-62,5
|
8
|
Bilangan ester sesudah asetilasi
|
95,2
|
5-165,4
|
143,2
|
9
|
Kelarutan dalam alkohol
|
1:1 clear,
further clear
|
1:1 clear, further clear
|
1:1 clear, further clear
|
Dalam istilah
perdagangan internasioal minyak atsiri jahe dikenal dengan nama ginger oil.
Adapun karakteristik minyak atsiri jahe menurut standart EOA adalah sebagai
berikut:
a.
Warna
: kuning
b.
Bobot
jeniss 250 C : 0,871-0,882
c.
Indeks
bias 200 C : 1,486-1,492
d.
Putaran
optic : (-280 C) – (-450 C)
e.
Bilangan
penyabunan : maksimum 20
BAB III
METODE PRODUKSI
A. Penyulingan
a.
Penyulingan
dengan air
Bahan yang akan di
suling berkontak langsung dengan air yang mendidih. Bahan ini dapat mengapung
atau tenggelam, tergantung berat jenis bahan dan jumlah bahan yang akan
di sulig dan di masukkan kedalam ketel. Pemanasannya dapat dilakukan dengan menggunakan
pemanasan langsung, mantel uap, ataupun pipa uap dalam spiral terbuka atau
berlubang. Kecepatan penyulingan dapat di atur melalui intensitas apinya, juga
harus sesuai dengan keadaan alat dan bahan yang akan di suling. diusahakan ada
penambahan air untuk menjaga agar bahan tidak terlalu panas dan pengisian bahan
tidak terlalu penuh.
b.
Penyulingan
dengan air dan uap
Bahan olahan
diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang. Ketel sulingnya di isi air
hingga tidak berada jauh di bawah sarigan. Pemanasan air dapat dilakukan dengan
uap jenuh yang basah dengan bertekanan rendah jika bahannya dalam jumlah yang
banyak. Keuntungan alat ini adalah uap selalu dalam keadaan panas, jenuh, dan
tidak panas. Dengan demikian penggunaan alat ini lebih unggul, dilihat dari
penggunaan bahan bakar yang sedikit. Akan tetapi proses penyulingan lebih lama.
Dalam beberapa keadaan, tekanan uap yang rendah akan menghasilkan minyak
atsiri berkualitas baik.
c.
Penyulingan
dengan uap
Penyuingan dengan uap ini prinsipnya
sama dengan penyulingan air dan uap. Perbedaan air tidak dimasukkan dalam
ketel penyulingan. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap yang
kelewat panas pada tekanan di atas 1 atm. Uap dialirkan melalui pipa uap spiral
berlubang yang terletak dibagian bawah bahan. Kemudian uap bergerak keatas
melalui bahan yang ada disaringan. Penyulingan ini merupakan yang terbaik di
bandingkan kedua jenis penyulingan tadi, jika ditinjau dari segi biaya,
kecepatan penyulingan, kapasitas minyak yang dihasilkan.
Adapun
alat-alat penyulingan terdiri dari:
Peralatan
Penyulingan
Alat-alat
yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya bahan dan metode
penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang merupakan peralatan
dasar, yaitu : ketel suling (retor), pendingin (kondensor), dan penampung hasil
kondensasi (receiver), sedangkan untuk penyulingan uap diperlukan bagian
tambahan yaitu ketel uap.
1.Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.
2.Pendingin (kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi, kondensor pipa lurus, kondensor berpilin, kondensor tubular.
3.Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat pemisah minyak (decanter) yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed water), dimana air suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.
4. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap.
Kelemahan – kelemahan Metode Penyulingan
1.Penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisasi, polimerisasi, dan resinifikasi.
2.Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak yang dihasilkan lebih rendah.
3.Komponen tertentu dapat terurai di dalam air suling dan tidak dapat diperoleh kembali.
1.Ketel Suling (retor), berfungsi sebagai wadah air dan atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri.
2.Pendingin (kondensor), berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Kondensor terdiri dari 4 tipe, yaitu : kondensor kisi, kondensor pipa lurus, kondensor berpilin, kondensor tubular.
3.Penampung hasil kondensasi (receiver) yang berupa alat pemisah minyak (decanter) yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air suling (condesed water), dimana air suling tersebut akan terpisah secara otomatis dari minyak atsiri.
4. Ketel uap berfungsi sebagai sumber penghasil uap.
Kelemahan – kelemahan Metode Penyulingan
1.Penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisasi, polimerisasi, dan resinifikasi.
2.Komponen minyak yang bertitik didih tinggi, khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak yang dihasilkan lebih rendah.
3.Komponen tertentu dapat terurai di dalam air suling dan tidak dapat diperoleh kembali.
B.
Ekstraksi
Alat ekstraksi atau
ekstraktor menghasilkan bentuk minyak atsiri dari bahan yang di
ekstraksi. Ada 2 cara mengekstraksi yaitu mengekstraksi dengan lemak dingin,
dan ekstraksi dengan menguap. Untuk mengekstaksi jahe menjadi
oleoresin biasanya menggunakan cara dengan pelarut menguap. Alat ekstaksi ini
umunya tersusun atas tangki air, ketel uap, kondensor, serta bangunan ekstraksi
yang terdiri atas alat penyuling dan beberapa tabung.
Bahan pelarut
dialirkan secara terus-menerus melalui suatu penampang kedalam tabung berisi
bahan. Teknik yang digunakan adalah teknik arus berlawanan sampai ekstraksi
selesai. Cairan ekstrak disalurkan ke dalam tabung hampa udara dan dipanaskan
pada suhu tertentu untuk menguapkan pelarut dalam ekstrak. Uap pelarut yang
timbul dialirkan dalam kondensor untuk mencairkan kembali pelarutnya, sedangkan
unsure- unsur yang tertinggal dalam tabung merupakan unsur tumbuhan yang
bersifat lilin padat yang biasa disebut concrete. Concrete ini sebenarnya sudah
meerupakan oleoresin, tetapi masih kasar sehingga masih perlu dilakukan
ekstraksi ulang dengan mencampurkan pelarut dalam concrete.
Ekstrak ini
dipanaskan pada suhu tertentu antara 30-400 C untuk memperoleh
oleoresin absolute hasil pada ekstraksi kedua masih perlu diekstraksi lagi pada
suhu 300 C dengan menambahkan pelarut alcohol. Walaupun sudah
dilakukan ekstraksi sebanyak 3 kali terhadap bubuk jahe oleoresin masih belum
juga murni. Oleoresin ini masih mengandung pelarut, yang dapat merepotkan dalam
menentukan kulitasnya.
Oleoresin jahe Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe.
Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.
BAB IV
KESIMPULAN
Jahe merupakan
tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari asia
pasifik yang tersebar dari india sampai cina.
Jahe termasuk dalam
suku temu-temuan (zingiberaceae), se-famili dangan temu-temuan lainnya seperti
temu lawak (cucuma xanthorrizha), temu hitam (curcuma aeruginosa), kunyit,
(curcuma domestica), kencur(kaempferia galanga), lengkuas (languas galanga),
dan lain-lain.
Jahe termasuk dalam
suku temu-temuan (zingiberaceae), se-famili dangan temu-temuan lainnya seperti
temu lawak (cucuma xanthorrizha), temu hitam (curcuma aeruginosa), kunyit,
(curcuma domestica), kencur(kaempferia galanga), lengkuas (languas galanga),
dan lain-lain.
Komponen utama minyak
atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.
Zingiberin (C15H25)
adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe. Senyawa ini memiliki titik didih
340 C pada tekanan 44 mm, dengan berat jenis pada 200C
adalah 0,8684. Indeks biasnya 1,4956 dan putaran optic 730 38’ pada
suhu 200 C. Selama penyimpanan zingiberence akan mengalami
resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen alcohol (C15H26O)
yang menyebabkan aroma khas pada minyak jahe. Kandungan minyak yang tidak
menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit yang terdiri
atas gingerol dan zingiberen, shagaol,minyak atsiri dan resin.
Adapun cara untuk
memproduksi minyak jahe ialah :
1.Penyulingan,terbagi tiga
yaitu:Penyulingan dengan air, Penyulingan dengan uap dan air, Penyulingan
dengan uap
2. Ekstraksi
Ada 3 cara mengekstraksi yaitu
mengekstraksi dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan menguap.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Widita,Prima
Widya,2009, Jahe (ZingiberOfficinale)
(Diakses Tanggal 26 November 2011 Jam 15.45)
2.
Tejasari, Fransiska-Rungkat Zakaria dan
Dondin Sajuthi,2009,Ginger (Zingiber Officinale Roscue ) Root
BioactiveCompounds Increased Cytolitic Response of NaturalKiller (Nk) Cells
Against Leucemic Cell Line K-562 inVitro,Available
3.
Paimin, farry B. 2007. Budi daya,
pengolahan, perdagangan jahe. Jakarta: penebar swadaya
4.
Budi santoso, Hieronymus. 1989. Jahe.
Jakarta : kanisus.
5.
J.j. afriastinis, A. B. D. Modjo Indo.
1983. Bertanam jahe. Jakarta : penebar swadaya
6.
Anonym. 2001. Pengaruh waktu terhadap
perolehan minyak atsiri pada penyulingan rimpang jahe. Medan : PTKI.
2 komentar:
saya berminat menyuling jahe. mohon dibantu untuk infonya tentang rendemennya dll. trimakasih. email. bsb_trans@yahoo.com
Top Casino Finder (Gambling) Real-Time Reviews & Real
Realtime Reviews & Realtime 경상남도 출장안마 Reviews for Gambling. Gambling sites are 원주 출장마사지 the ones that people are most 강릉 출장샵 interested in checking 김해 출장마사지 out, and 양주 출장샵 in fact they are the
Posting Komentar