Translate

Senin, 23 April 2012

Prospek dan Kendala Komoditas Jahe Mamuju

Iseng-iseng mengamati perkembangan budidaya jahe di Mamuju, khususnya di Lingkungan Ala-Ala dan Salunangka, Kel. Rangas Kec. Simboro, ada beberapa hal yang menyita perhatian :
  • Petani begitu antusias menanam jahe dengan membuka lahan baru  sehingga disana sini dapat ditemukan orang-orang bergotong royong membabat  dan membakar ranting kayu dan rumput setiap hari.
  • Karena budidaya disini termasuk dalam tahap awal produksi  maka hasil panen warga pada umumnya masih beredar hanya disekitar warga setempat untuk dijadikan bibit kembali,   saya lihat belum ada penjualan yang signifikan ke pihak luar (pedagang)
  • Petani belum memiliki gambaran yang jelas kemana hasil panen hendak dijual oleh karena terbatasnya pembeli disekitar kampung, mereka cenderung  tidak mengikuti perkembangan harga diluar sana. Saya berkesimpulan harga yang dinikmati petani masih jauh dibawah harga pasar wajar.
  • Pemodal dari kota sudah mulai berdatangan untuk mengajak warga setempat menanam jahe dengan sistem bagi hasil nantinya.
  •  Besarnya harapan petani disini untuk memperbaiki taraf hidup mereka dari budidaya jahe untuk   menggantikan kakao yang produksi sudah sangat menurun. Bahkan banyak kebun kakao yang dibiarkan terlantar tidak diurus lagi karena pemiliknya beralih menanam jahe.

Saya melihat ada beberapa hal yang berpengaruh dominan terhadap perkembangan komoditas jahe di Mamuju antara lain :
  • Kemampuan petani untuk menyediakan jahe dengan kualitas yang memadai serta kuantitas yang cukup 
  • Daya serap pasar yang cukup tinggi untuk mengakomodasi komoditas hasil produksi petani Mamuju
  • Harga yang menguntungkan kedua belah pihak yaitu antara petani dan pembeli
  • Perhatian dan dukungan  pemerintah setempat untuk memfasilitasi dan mengusahakan agar pembeli dapat membeli jahe para petani secara kontinu dengan harga pasar yang wajar
  •  Peningkatan pengetahuan para petani terhadap produk lanjutan komoditas jahe, yaitu pengolahan jahe segar menjadi jahe kering dan serbuk jahe dll.
Dapat disimpulkan bahwa untuk menjadikan jahe sebagai produk andalan Mamuju perlu sinergi antara petani, pengusaha / pedagang, dan pemerintah sehingga misi untuk mensejahterakan petani dapat tercapai dengan baik dengan pola kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan serta bebas monopoli. Peranan pemerintah dalam hal ini sangatlah vital untuk menciptakan suasana investasi pertanian khususnya budidaya jahe yang kondusif.

Apabila hal diatas dapat tercapai maka minimal :
  • Petani akan sejahtera
  • Pengusaha / pedagang mendapatkan jahe dengan kualitas dan kuantitas memadai
  • Meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kabupaten Mamuju, dan Sulawesi Barat pada umumnya dll
Sekian dulu....




Tidak ada komentar: