Perubahan Demand dan Supply
saya sempet-sempetnya (hehehe) cuplik prinsip dasar dalam ilmu ekonomi tentang hukum permintaan dan penawaran, uraian dibawah ini juga sangat relevan dengan harga komoditas jahe merah di pasaran. Mudah-mudahan tulisan ini bisa "inspiring" bagi pelaku bisnis jahe pada khususnya.
Kita sudah pernah membahas tentang hukum
permintaan dan penawaran. Pada pembahasan kali ini kita akan membawa
kedua konsep yang sangat penting tentang perilaku pasar tersebut secara
bersamaan ke dalam satu grafik Demand dan Supply.
Seperti
yang kita dapat lihat pada grafik, kurva Demand yang menurun ke bawah
mencerminkan hubungan yang negatif antara harga dan kuantitas barang.
Di mana harga yang semakin rendah membuat konsumen akan membeli lebih
banyak barang tersebut. Sebaliknya kurva Supply yang beralih dari kiri
bawah ke kanan atas atau penawaran meningkat, menunjukkan harga yang
semakin tinggi dan kuantitas barang yang ditawarkan oleh produsen akan
semakin banyak.
Saat anda menurunkan harga barang tersebut,
nilai marjinal setiap pertambahan unit akan turun. Konsumen tidak akan
membeli barang lebih banyak dari Q2 dengan harga P2 karena nilai dari
barang tersebut lebih rendah daripada harganya.
Begitupula si produsen mau menjual
barangnya sebanyak Q3 karena biaya marjinal produksi barang dengan
kuantitas lebih sedikit dari Q3 itu lebih rendah daripada harga barang
tersebut.
Harga bukanlah satu-satunya penentu dari
keinginan si konsumen untuk membeli barang dan juga bukan satu-satunya
yang membuat produsen ingin menjual barangnya.
Selain harga dari suatu barang, permintaan
(demand) juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti: selera
konsumen, harga dari barang lainnya, pendapatan konsumen, jumlah
konsumen dan prediksi harga dan pendapatan di masa depan.
Faktor penentu dari penawaran barang
(supply) selain daripada harga barang yang akan dijual atau ditawarkan
oleh produsen kepada konsumen antara lain adalah perubahan
produktivitas yang disebabkan perkembangan teknologi, perubahan dari
keuntungan yang diperoleh dari memproduksi barang-barang lain, dan
perubahan dari kelangkaan (dan harga) sumber daya untuk memproduksi
barang tersebut.
Peningkatan Demand
Inti dari pembahasan kali ini adalah pada
perubahan Supply dan Demand. Terlebih dahulu kita memulainya dengan
membahas peningkatan permintaan (demand). Anggaplah kurva Demand D1
beralih ke D2, maka akan terjadi suatu kejadian dalam pasar. Dengan
harga P1, kuantitas barang yang ditawarkan tetap pada Q1 sebab di sini
kurva Supply sama sekali tidak beralih.
Dengan
meningkatnya kuantitas permintaan dari Q1 ke Q2 yang disebabkan oleh
faktor-faktor selain harga baik yang sudah disebutkan pada bawal
pembahasan ataupun faktor lain yang belum disebutkan, misalnya
permintaan es krim mengalami peningkatan karena suhu di Kota Medan
sedang sangat panas. Pada harga awal (P1), es krim yang diminta dan
dibeli konsumen adalah sebanyak Q2 tetapi barang yang ditawarkan
produsen eskrim sebanyak Q1. Keadaan seperti ini disebut dengan Market
Shortage (kekurangan pasar) yakni permintaan barang oleh konsumen lebih
besar daripada barang yang ditawarkan produsen.
Selanjutnya, terjadi tekanan pada produsen
untuk menambah kuantitas es krim yang dijualnya menjadi lebih banyak,
sehingga harga meningkat dari P1 ke P2 sebagai kompensasi bagi si
produsen disebabkan peningkatan biaya marjinal produksi.
Konsumen menawar dengan harga lebih tinggi
atau produsen langsung menaikkan harga es krim. Dampak dari kenaikan
harga es krim tersebut adalah terjadi penurunan kuantitas es krim yang
diminta oleh konsumen, karena harga lebih mahal daripada nilai marjinal
es krim tersebut.
Harga telah meningkat dari P1 ke P2 dan
kuantitas menurun dari Q2 ke Q3. Dalam pasar terdapat batasan kuantitas
barang dan juga batasan peningkatan harga. Kuantitas barang yang
ditawarkan oleh produsen di pasar meningkat (Q1 ke Q3) karena harga
lebih tinggi daripada biaya marjinal akibat pertambahan produksi yang
lebih banyak. Begitupula banyaknya permintaan konsumen akan bertambah
(Q1 ke Q2), dan juga adanya penurunan permintaan (Q2 ke Q3) karena
kenaikan harga (P1 ke P2).
Yang perlu menjadi catatan anda adalah,
bahwa jika permintaan meningkat dapat menyebabkan berbagai perubahan
dalam pasar yantara lain terjadi penurunan penawaran barang dan
peningkatan penawaran.
Inti dari analisis ini adalah kita dapat
mengetahui bahwa jika terjadi peningkatan permintaan, maka kuantitas
barang yang dibeli konsumen menjadi lebih banyak daripada tidak terjadi
peralihan kurva permintaan. Dan kita juga mengetahui bahwa harga
meningkat lebih tinggi ketika terjadi peningkatan permintaan.
Penurunan Kurva Demand
Pada kasus penurunan Demand. Kita anggap
kurva Demand beralih dari D1 ke D2. Penurunan ini terjadi karena
beberapa sebab, seperti penurunan jumlah konsumen, dan pertimbangan
lainnya.
Harga
awal yaitu P1, kuantitas yang ditawarkan tetap pada Q1 karena di sini
kurva Supply tidak berubah atau beralih. Kuantitas barang yang diminta
menjadi Q2. Keaadaan ini menyebabkan terjadi Surplus (kelebihan) barang
di pasar. Artinya produsen menawarkan lebih banyak barang daripada
yang diminta konsumen. Kemudian produsen mau menurunkan harga
barangnya. Oleh karena harga diturunkan, produsen akan menurunkan
kuantitas barang yang ditawarkannya sebab harga menjadi lebih rendah
daripada biaya marjinal produksi.Lebih rendahnya harga daripada biaya
marjinal produksi menyebabkan produsen mengalami kerugian sehingga
mereka menurunkan kuantitas yang ditawarkannya.
Kesimbangan pasar beralih dari persilangan
E1 ke persilangan E2, yang artinya pada keseimbangan (equilibrium)
harga turun dari P1 ke P2. Pada batasannya, kuantitas barang yang
ditawarkan oleh produsen dan diminta oleh konsumen juga ikut turun.
Pada penurunan harga (P1 ke P2), kita mendapati kuantitas barang yang
dikonsumsi oleh konsumen lebih banyak daripada pada saat harga tidak
turun (tetap pada P1).
Inti utama dari analisis ini adalah bahwa
penurunan Demand tanpa ada memperhatikan apapun yang terjadi pada sisi
Supply didapati jika kurva Demand turun maka harga ikut turun dan
menjadi lebih rendah daripada yang dinyatakan sebelumnya. Dan kita juga
dapati bahwa pada keseimbangan kuantitas yang diproduksi produsen dan
dikonsumsi konsumen menjadi lebih rendah daripada yang dinyatakan
sebelumnya (E2 >E1).
Peningkatan Supply
Sekarang kita membahas perubahan Supply.
Kita anggap Supply meningkat dan beralih ke kanan bawah (S1 ke S2). Pada
kasus ini, pada tingkat harga P1, kuantitas barang yang diminta
konsumen berada pada Q1 dan kuantitas barang yang ditawarkan produsen
berada pada Q2.
Kita mendapati kuantitas barang yang ditawarkan produsen lebih besar daripada kuantitas barang yang
diminta oleh konsumen
Keadaan
ini disebut dengan surplus in the market. Sekali lagi kita dapati ada
tekanan persaingan untuk mendorong turunnya harga karena produsen pada
kasus ini mempunyai biaya marjinal produksi yang lebih rendah daripada
harga. Pada sisi produsen, untuk membuat konsumen menambah kuantitas
permintaannya maka produsen harus menurunkan harga. Ketika harga sudah
turun maka harga menjadi lebih rendah daripada biaya marjinal untuk
setiap unit yang diproduksi, sehingga produsen akan kehilangan uangnya
atau menderita kerugian. Produsenpun mulai menurunkan kuantitas barang
yang ditawarkannya di pasar.
Pada saat harga turun, harga berada di
bawah nilai marjinal setiap unit sehingga konsumen akan membeli lebih
banyak barang. Keseimbangan awal terletak pada E1 akan beralih ke
keseimbangan E2 yang artinya harga turun dari P1 ke P2 dan kuantitas
barang yang terjual bertambah dari Q1 ke Q3.
Kesimpulan dari analisis ini bahwa ketika
Supply meningkat maka harga akan lebih rendah dari yang dinyatakan
sebelumnya dan kuantitas barang yang terjual pada konsumen akan lebih
tinggi dari yang dinyatakan sebelumnya.
Penurunan Supply
Demostrasi terakhir yang perlu dibuat dalam
pembahasan adalah penurunan Supply yang mungkin disebabkan oleh
peningkatan biaya produksi, penurunan produktivitas tenaga kerja atupun
sumber daya yang semakin menipis.
Kita sudah tetapkan harga awal adalah pada
P1 dan kuantitas barang yang diminta pada Q1. Oleh karena kurva Demand
tidak ada beralih sama sekali, maka kuantitas barang yang ditawarkan
berada pada Q2. Dalam kasus ini kita dapati kuantitas barang yang
diminta konsumen lebih besar daripada kuantitas barang yang ditawarkan
produsen, sehingga kita terjadi keadaan pasar yang kekurangan (shortage
in the market).
Sama
seperti sebelumnya jika mengalami keadaan shortage market, maka muncul
tekanan untuk menaikkan harga. Konsumen yang manginginkan barang
tersebut mulai menawar dengan harga yang lebih tinggi, begitu juga
produsen menetapkan harga yang lebih tinggi.
Ketika harga naik maka kuantitas barang
mulai turun karena saat itu nilai marjinal barang tersebut lebih rendah
dibandingkan harga barang, sehingga konsumen mengurangi konsumsinya.
Keseimbangan lama E1 beralih menjadi keseimbangan baru E2 yaitu pada harga P2 dan Q3.
Kesimpulannya, Apabila penurunan Supply
terjadi maka harga akan meningkat sedangkan kuantitas barang menjadi
lebih sedikit daripada sebelumnya.
Pelajaran yang dapat anda ambil dari
pembahasan ini adalah ketika dalam kenyataannya, anda mendapati
perubahan dari beberapa faktor yang menentukan posisi kurva Demand dan
Supply maka harga dan kuantitas barang akan berubah. Hal penting tentang
Supply dan Demand adalah bahwa anda dapat menggunakan persilangan
keseimbangan sebagai titik permulaan dan anda dapat menyimpulkan Supply
dan Demand dapat menjadi penyebab baik itu kekurangan maupun kelebihan
dalam pasar. Kemudian anda dapat memahami apa yang terjadi pada
keseimbangan harga dan kuantitas barang.
Adapted from “Microeconomics for MBAs: The Economic Way of Thinking for Managers” by Richard B. Mckenzie and Dwight R. Lee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar